PAS, Dorong Dalam BATASAN KREATIF

Salah satu penampil dalam Road to Soundrenaline 2012 bertema Rhythm Revivalis adalah PAS Band. Bagi grup musik PAS tidak ada kata berhenti untuk mengolah kreativitas. Yukie (vokal), Trisno (bas), Sandy (dram) dan Bengbeng (gitar) mendobrak batasan kreatif dan imej PAS sebagai band rock dan menghadirkan beragam warna musik. Mulai dari pop, RnB, hingga klasik.

“Kami bukanlah musisi yang senang berdiam dalam satu kotak musik tertentu. Kami selalu mencari dan mengembangkan gaya bermusik untuk menjadi estetika baru,” kata Sandy.

Lagu PAS Band memang tidak monoton menyajikan lirik getir. Gaya humoris yang sediit menyinggung masalah politisi juga ditampilkan dalam lagu Nyoto Rahwono (Si Tahta Pengembara). Ada juga lirik yang bercerita tentang penggemar di mata personel PAS dalam lagu Paser. Musiknya pun tidak monoton manis, tetap ada raungan grass rock yang menjadi ciri khas PAS. Hanya seperti diakui Yukie, kali ini tensi rock mereka lebih menurun. “Perubahan itu tergantung pada banyak hal. Mungkin karena kami sudah lebih dewasa sehingga lebih terkontrol. Atau bisa juga karena suasana hati kami sedang tenang,” kata sang vokalis.

Kemampuan kreativitas Pas memang sudah cukup teruji sejak mereka masih di jalur indie label. Band yang lahir di kampus Universitas Padjajaran Bandung itu pada awalnya tampil membawakan lagu milik Nirvana, Red Hot Chili Peppers, Ugly Kid Joe yang sedang digilai anak muda. Namun keinginan untuk menjadi diri sendiri membuat mereka menerobos keterbatasan dengan mulai menciptakan dan membawakan lagu-lagu sendiri.

Hasilnya dituangkan dalam album mini 4 Trough The SAP (1993). Tak disangka, album itu berhasil mencetak angka penjualan 7.000 kaset. Sebuah prestasi yang tidak bisa dibilang kecil untuk ukuran band underground. Padahal menurut Yukie waktu itu kondisi Pas memang sangat terbatas sekali. “Saat itu kita ngalamin susah banget, tidak punya alat apa-apa tapi pingin banget main band. Sampai-sampai Trisno pernah di belakang panggung melihat ada orang lagi main bas yang menurut dia bagus banget. Saat orang turun bas itu dipinjam,” kata mantan dosen sastra Jepang Unpad itu mengenang.

Komitmen PAS untuk bermain musik secara bebas ternyata membawa mereka ke kancah musik dunia. Pada tahun 2001 mereka diundang tampil sebagai headliner di Busan International Rock Festival di Busan, Korea. Sayang. kurangnya promosi kesempatan untuk menembus dunia internasional terlewatkan. Namun Pas tidak berkecil hati. Grup yang pernah tampil bersama Foo Fighter, Sonic Youth 1996 dalam acara Jakarta Pop Alternatif 1996 itu terus mengembangkan diri. Dan itu bakal ditampilkan dalam ajang Soundrenaline 2012: Rhythm Revival!